Resep Bunda Catering Bandung

Kondisi Bawaan Down Syndrome pada Anak

21 Maret kemarin adalah hari peringatan down syndrome sedunia. Berbagai organisasi persatuan down syndrome merayakan hari terebut bersama-sama. Apa itu down syndrome? Bagaimana penanganannya? Yuk kita cari baca di artikel ini.

Ciri-ciri Down Syndrome
 

Dipilihnya tanggal 21 Maret sebagai hari peringatan down syndrome adalah simbolisasi khusus. Down syndrome disebabkan karena penderita down syndrome memiliki kelainan pada kromosom no 21 berjumlah 3 (bukan sepasang). Kondisi bawaan ini pertama kali ditemukan oleh Dr. John Longdon Down pada tahun 1866. Sebagai penghormatan atas keberhasilan Dr. John London Down, maka namanya diabadikan sebagai nama kondisi bawaan ini, yaitu Down Syndrome. Down Syndrome adalah kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental seseorang yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
 
Penyebab Down Syndrome

Sampai sekarang penyebab pasti Down Syndorome masih misteri. Dari penelitian terbukti bahwa Down Syndrome yang diturunkan dari orang tua hanya lima persen dari keseluruhan kasus. Kesalahan penggandaan kromosom 21 tersebut juga bukan karena penyimpangan perilaku orang tua ataupun pengaruh pencemaran lingkungan.

Dari hasil penelitian, 88 persen kromosom 21 tambahan tersebut berasal dari ibu, akibat kesalahan pada proses pembentukan ovum. Delapan persen lagi berasal dari ayah, dan dua persen akibat penyimpangan pembelahan sel setelah pembuahan.

Akan tetapi penyebab pastinya belum diketahui, teori baru menyebutkan bahwa hilangnya protein di otak dalam jumlah sedikit, bukan banyak seperti yang selama ini diduga, menjelaskan mengapa terjadi Down Syndrome. Penelitian mengenai penyebab pasti Down Syndrome masih terus dilakukan agar kita dapat menemukan metode pencegahan dan terapi yang lebih efektif.
 
Gejala dan Pencegahan Down Syndrome

Penderita down syndrome biasanya dapat dikenali ciri-ciri fisiknya, bahkan sejak dari bayi. Ciri-ciri fisik berupa bentuk kepala yang relatif kecil. Karena adanya gangguan pada pembentukan tulang, maka tulang dahi tampak lebih datar, jembatan mata lebih datar, mata kiri dan kanan terlihat berjauhan, dan posisi daun telinga lebih rendah. Selain itu, mulut terlihat mengecil, dan lidah yang menonjol keluar. Tinggi badan penderita down syndrome relatif pendek. Tanda pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar. Pada bagian kulit biasanya tampak keriput. Dengan diketahuinya gejala fisik tersebut, diharapkan orang tua, bidan atau dokter sudah dapat mendeteksi adanya kemungkinan Down Syndrome pada anak sehingga bisa ditangani lebih dini.

Down Syndrome terjadi 1 di antara 700 kelahiran hidup. Bunda yang hamil di umur 35 tahun ke atas memiliki resiko lebih tinggi memiliki anak dengan Down Syndrome. Kemungkinan wanita berumur 30 tahun melahirkan bayi dengan Down Syndrome adalah 1:1000. Sedangkan jika usia kelahiran 35 tahun, kemungkinannya adalah 1:400. Semakin tua usia ibu hamil, semakin beresiko melahirkan bayi dengan Down Syndrome. Walau demikian, bukan berarti ibu yang hamil muda aman 100% melahirkan anak tanpa Down Syndrome. Ibu yang pernah mempunyai anak yang menderita Down Syndrome juga beresiko lebih tinggi. Sebagai langkah pencegahan, kita dapat melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan.
 
Penanganan Penderita Down Syndrome

Agar anak penderita Down Syndrome dapat hidup dengan baik dan mandiri, sebagai orang tua maka kita harus bersikap ikhlas dan mau belajar. Percayalah bahwa setiap anak adalah spesial. Berikanlah stimulasi sesuai dengan kebutuhannya, jangan menganggap anak Down Syndrome tidak bisa berbuat apa-apa. Anak bisa melakukan apa yang anak normal bisa lakukan tapi sesuai dengan kondisi mereka sebagai anak Down Syndrome. Orang tua juga harus mau belajar dengan mencari pengetahuan tentang Down Syndrome sebanyak mungkin agar orang tua dapat melakukan upaya yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak agar perkembangannya optimal. Berbagilah dengan orang tua yang lain yang memiliki anak dengan kondisi bawaan Down Syndrome.

Berbagai terapi agar anak dapat hidup dengan baik dan mandiri. Di antaranya terapi fisik agar anak berjalan dengan baik, terapi bicara untuk mengatasi keterlambatan bicara dan pemahaman kosakata, terapi okupasi untuk melatih kemandirian, terapi remedial agar anak dapat menyesuaikan dengan pelajaran sekolah, terapi sensori untuk meningkatkan kemampuan otak sehingga aktivitas dapat lebih terarah, dan terapi tingkah laku agar anak dapat memahami norma-norma yang ada di masyarakat. Berbagai alternatif terapi juga dikembangkan saat ini seperti terapi akupuntur, terapi musik, terapi lumba-lumba, dan terapi craniosacral.

Untuk para orang tua anak penderita Down Syndrome, Anda dapat bergabung ke berbagai ikatan penderita Down Syndrome. Kegiatannya berupa saling tukar pikiran dan sharing, juga untuk saling memberikan motivasi. Berikut beberapa organisasi yang sudah ada di internet :

  1. ISDI (Ikatan Sindroma Down Indonesia)
    Website : http://www.isdi-online.org/
  2. POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome)
    Website : http://potads.com/
  3. Milis Down Syndrome
    http://health.groups.yahoo.com/group/downsyndrome_indonesia/

3 Responses

  1. Mohon dikoreksi, Down Syndrome bukanlah ‘Penyakit’ tetapi kondisi bawaan yg disebabkan oleh pembelahan kromosom yg tidak sempurna (trisomy-21 yaitu kelebihan 1 kromosom di nomor 21)

  2. Pusat Terapi dan Tumbuh Kembang Anak (PTTKA) Rumah Sahabat Yogyakarta melayani deteksi dini anak berkebutuhan khusus dengan psikolog, terapi wicara, sensori integrasi, fisioterapi, behavior terapi, Renang& musik untuk anak berkebutuhan khusus, terapi terpadu untuk autism, ADD, ADHD, home visit terapi & program pendampingan ke sekolah umum. informasi lebih lanjut hubungi 0274 8267882

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *